Penyakit

Nyeri Sendi Berkepanjangan? Hati-hati Wabah Chikungunya

Ditulis oleh Ellen Nathania Yunita, S.Farm.
24 Mei 2025 16:38
Thumbnail Nyeri Sendi Berkepanjangan? Hati-hati Wabah Chikungunya
Sumber: https://www.cdc.gov/chikungunya/media/images/RS1102LVV7AedesaegyptiAdultFeeding2022005lpr16.9.jpg

Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk terinfeksi virus chikungunya (CHIKV). Nama chikungunya berasal dari bahasa Tanzania, tempat pertama kali virus ini ditemukan, yang artinya membungkuk. Postur tubuh bungkuk menjadi salah satu gejala khas dari infeksi chikungunya akibat nyeri sendi kronik yang dirasakan penderitanya1

Kasus chikungunya umum terjadi pada daerah dengan iklim tropis seperti Afrika, sub-benua India, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di Indonesia, Chikungunya memiliki angka prevalensi yang relatif tinggi. Sepanjang tahun 2019, tercatat sebanyak 5.024 kasus chikungunya ditemukan di Indonesia. Kasus chikungunya tertinggi terjadi di provinsi Jawa Barat dengan 1.044 kasus disusul dengan Lampung dengan 829 kasus dan Gorontalo dengan 534 kasus2

Serupa dengan malaria, zika, dan demam berdarah, chikungunya juga disebarkan melalui gigitan nyamuk. Chikungunya dapat menginfeksi manusia melalui air liur nyamuk yang terinfeksi ketika menghisap darah manusia. Nyamuk yang menghisap darah manusia yang terinfeksi chikungunya akan terinfeksi dan menularkan virus ke manusia lainnya1. Nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus merupakan spesies yang dapat menjadi inang dari virus chikungunya. Kedua jenis nyamuk ini dapat dikenali dengan ciri tubuh kecil berwarna hitam dengan pola sisik putih pada kaki dan tubuh. Berbeda dengan nyamuk yang umum ditemukan, spesies ini lebih aktif pada siang hari3

Gejala Khas Virus Chikungunya

Gejala chikungunya baru akan muncul setelah 3–7 hari sejak terinfeksi yang ditandai dengan demam tinggi dan nyeri otot selama 3–5 hari4. Nyeri sendi umum terjadi pada tangan, tubuh, lutut, dan pergelangan kaki. Nyeri sendi dapat berlangsung beberapa hari hingga tahunan jika tidak ditangani5. Gejala lain yang dapat timbul seperti sendi bengkak, bercak kemerahan pada kulit, sakit kepala, nyeri perut, diare, mual, muntah, pembengkakan kelenjar limpa.1,6  

Pada umumnya, infeksi chikungunya bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya sehingga pengobatan berfokus pada meringankan gejala seperti penggunaan pereda nyeri dan demam. Meski demikian, chikungunya pada pasien usia rentan seperti bayi dan lansia harus mendapat perhatian khusus. Konsumsi cairan dan istirahat yang cukup diperlukan untuk mempercepat penyembuhan chikungunya1.

Cara Pencegahan Chikungunya

Pada musim hujan seperti saat ini, penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan chikungunya. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti:

  1. Melakukan tindakan 3M yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menimbulkan genangan air
  2. Membasmi jentik nyamuk dengan menaburkan bubuk abate pada penampungan air atau memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
  3. Memasang kawat anti nyamuk pada jendela dan ventilasi rumah
  4. Menanam tumbuhan pengusir nyamuk seperti sereh dan lavender
  5. Menggunakan obat pembasmi nyamuk 
  6. Menghentikan kebiasaan menggantung pakaian di ruang terbuka
  7. Serta menjaga kebersihan lingkungan dan aliran selokan2

Artikel direview oleh Apt. Raspati Dewi Mulyaningsih, S.Farm.

Referensi

  1. WHO. (2025). Chikungunya. Tersedia daring pada: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/chikungunya#:~:text=Chikungunya%20is%20a%20disease%20caused,occasional%20smaller%20outbreaks%20in%20Europe [Diakses 19 Apr. 2025].
  2. ‌Kemkes.go.id. (2022). Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan. Tersedia daring pada: https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/1401/chikungunya [Diakses 19 Apr. 2025].
  3. European Centre for Disease Prevention and Control. (2017). Factsheet for health professionals about chikungunya. Tersedia daring pada: https://www.ecdc.europa.eu/en/chikungunya/facts/factsheet [Diakses 19 Apr. 2025].
  4. Hua C, Combe B. Chikungunya Virus-Associated Disease. Curr Rheumatol Rep. 2017 Oct 05;19(11):69.
  5. Madariaga M, Ticona E, Resurrecion C. Chikungunya: bending over the Americas and the rest of the world. Braz J Infect Dis. 2016 Jan-Feb;20(1):91-8.
  6. ‌Ojeda, A., Haftel, A. and III, W. (2023). Chikungunya Fever. Tersedia daring pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534224/ [Diakses 19 Apr. 2025].



Komentar

Belum ada komentar