Kesehatan

Obat Kuat Andalan Pria? Kenali dan Pahami Bahayanya

Ditulis oleh apt. Raspati Dewi Mulyaningsih, S.Farm
14 Des 2024 23:08
Thumbnail Obat Kuat Andalan Pria? Kenali dan Pahami Bahayanya
Sumber: Ilustrasi pasien mengonsumsi obat (https://www.freepik.com/)

Banyak cara dilakukan pria untuk menjaga stamina seksualnya. Salah satu jalan pintas paling umum adalah dengan mengonsumsi “obat kuat”. Obat kuat kini telah menjamur di pasaran, mulai dari produk jamu hingga obat keras yang diperoleh secara ilegal. Obat kuat pada dasarnya mengacu pada obat-obatan yang digunakan untuk kelainan disfungsi ereksi, diantaranya adalah sildenafil, tadalafil, avanafil, dan lain-lain. Saat terjadi rangsangan, obat akan bekerja dengan melebarkan pembuluh darah, meningkatkan aliran darah pada penis dan durasi ereksi menjadi lebih lama. Namun, obat-obatan tersebut termasuk dalam golongan obat keras yang penggunaannya harus disertai resep dokter dan di bawah pengawasan tenaga kesehatan. Di balik efek yang memuaskan, ternyata obat kuat memiliki sejumlah efek samping yang perlu diwaspadai.

Efek Samping Obat Disfungsi Ereksi

1. Sakit kepala dan Hipotensi

Dibandingkan dengan efek samping lainnya, sakit kepala adalah efek samping paling banyak dialami oleh pengguna obat disfungsi ereksi, seperti sildenafil (Goldstein dkk., 2016). Sering kali sakit kepala diikuti rasa pusing karena pelebaran pembuluh darah akibat penggunaan sildenafil akan menurunkan tekanan darah sehingga timbul gejala tersebut (Atsbeha dkk., 2021). Selain itu, efek membahayakan juga dapat terjadi jika tekanan darah terlalu rendah, terutama pada individu dengan riwayat hipotensi sebelum menggunakan obat kuat atau mengonsumsi bersamaan dengan obat penurun tekanan darah golongan nitrat. Pengguna obat kuat juga berisiko mengalami syok dan pingsan.

2. Priapismus

Efek berbahaya lainnya dari obat kuat tanpa indikasi tepat adalah priapismus, yaitu suatu kondisi dimana ereksi terjadi berkepanjangan (lebih dari empat jam) akibat aliran darah yang tidak terkontrol, meskipun tidak ada rangsangan. Bahkan, kondisi ini dapat terjadi hanya dalam waktu 30 menit setelah mengonsumsi obat kuat dan disertai nyeri hebat (Sharma dkk., 2009).

3. Flushing (rasa panas pada badan dan kemerahan pada wajah)

Sensasi panas disertai kemerahan pada wajah kerap terjadi setelah mengonsumsi obat kuat. Efek ini disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah yang berada dekat dengan permukaan kulit sehingga terjadi peningkatan pasokan aliran darah. Meskipun efek ini dinilai tidak membahayakan nyawa, ketidaknyamanan akibat penggunaan obat kuat tetap perlu diwaspadai.

4. Gangguan penglihatan

Beberapa kasus gangguan penglihatan akut akibat penggunaan sildenafil tanpa indikasi yang tepat pernah dilaporkan, di antaranya mengalami fotofobia atau rasa sakit maupun tidak nyaman ketika melihat cahaya. Sebagian pengguna obat ini juga mengalami pelebaran pupil yang tidak normal, kesulitan melihat warna dengan jelas, hingga pandangan kabur (Karaarslan, 2020).

Hati-Hati Obat Kuat Berkedok Jamu Manjur

Selain sediaan tablet dalam golongan obat keras, label “obat kuat” juga kerap ditemukan pada produk herbal, seperti jamu dan kapsul stamina. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah beberapa kali menerbitkan Public Warning berisi daftar produk obat tradisional dan suplemen kesehatan mengandung bahan kimia obat (BKO). Sildenafil, tadalafil, dan vardenafil adalah zat aktif yang banyak ditemukan pada produk herbal (BPOM, 2023). Praktik penambahan obat keras ke dalam produk herbal tentu bersifat ilegal dan membahayakan kesehatan masyarakat.

Cara Sehat Menjaga Stamina Seksual Pria

Berikut ini adalah beberapa cara sehat untuk menjaga stamina seksual pria tanpa pengaruh obat kuat.

1. Olahraga rutin

Aktivitas fisik untuk menjaga stamina, seperti aerobik selama 40 menit sebanyak 4 kali dalam seminggu secara rutin direkomendasikan untuk membantu memperbaiki fungsi ereksi (Gerbild dkk., 2018).

2. Menurunkan berat badan

Suatu studi menunjukkan bahwa pria dengan kelebihan berat badan dan obesitas memiliki risiko tiga kali lebih tinggi untuk terkena disfungsi ereksi dibandingkan pria dengan berat badan normal (Kaya dkk., 2015).

3. Mengatur pola makan sehat

Mengonsumsi sayur, buah, ikan, dan protein lain yang kaya akan omega-3 serta menghindari makanan siap saji akan mengurangi risiko terjadinya disfungsi ereksi (Bauer, 2020)

4. Berhenti merokok

Paparan rokok jangka panjang memberikan risiko terkena gangguan ereksi lebih tinggi pada perokok dibandingkan bukan perokok. Kandungan zat berbahaya dalam rokok dapat merusak sistem peredaran darah dan memicu disfungsi ereksi (Allen & Tostes, 2023).

5. Berhenti mengonsumsi alkohol

Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dan durasi yang lama diketahui meningkatkan kejadian disfungsi ereksi dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi alkohol (Jiann, 2010).

Artikel direview oleh Ariani Insyirah dan Gloria Mahayarni

Referensi

  • Allen, M. S., & Tostes, R. C. (2023). Cigarette smoking and erectile dysfunction: an updated review with a focus on pathophysiology, e-cigarettes, and smoking cessation. Sexual Medicine Reviews, 11(1), 61-73.
  • Atsbeha, B. W., Kebede, B. T., Birhanu, B. S., Yimenu, D. K., Belay, W. S., & Demeke, C. A. (2021). The weekend drug; recreational use of sildenafil citrate and concomitant factors: A cross-sectional study. Frontiers in medicine, 8, 665247.
  • Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). (2023). Daftar Obat Tradisional Dan Suplemen Kesehatan Mengandung Bahan Kimia Obat (Bko) Hasil Pengawasan BPOM Periode September 2022—Oktober 2023.
  • Bauer, S. R., Breyer, B. N., Stampfer, M. J., Rimm, E. B., Giovannucci, E. L., & Kenfield, S. A. (2020). Association of Diet With Erectile Dysfunction Among Men in the Health Professionals Follow-up Study. JAMA network open, 3(11), e2021701. https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2020.21701
  • Gerbild, H., Larsen, C. M., Graugaard, C., & Areskoug Josefsson, K. (2018). Physical Activity to Improve Erectile Function: A Systematic Review of Intervention Studies. Sexual medicine, 6(2), 75–89. https://doi.org/10.1016/j.esxm.2018.02.001
  • Goldstein, I., Tseng, L. J., Creanga, D., Stecher, V., & Kaminetsky, J. C. (2016). Efficacy and safety of sildenafil by age in men with erectile dysfunction. The journal of sexual medicine, 13(5), 852-859.
  • Karaarslan, C. (2020). Ocular side effects of sildenafil that persist beyond 24 h—a case series. Frontiers in Neurology, 11, 67.
  • Kaya, Ecem; Sikka, Suresh C.; Gur, Serap (2015). A Comprehensive Review of Metabolic Syndrome Affecting Erectile Dysfunction. The Journal of Sexual Medicine, 12(4), 856–875. doi:10.1111/jsm.12828
  • Jiann, B. P. (2010). Effect of alcohol consumption on the risk of erectile dysfunction. Urological Science, 21(4), 163-168.
  • Sharma, Sachit; Panda, Sabyasachi; Sharma, Shilpa1; Singh, Santosh K.2; Seth, Amlesh; Gupta, Narmada (2009). Prolonged priapism following single dose administration of sildenafil: A rare case report. Urology Annals 1(2):p 67-68.


Komentar

Belum ada komentar