Baru Minum Obat Kalau Tekanan Darah Naik? Telat, Bisa Fatal!

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit yang tidak menular yang menjadi masalah kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia. Pasien dengan hipertensi dapat mengalami komplikasi penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal, stroke dan kematian mendadak1.
Ny. Y dalam kesehariannya tampak sehat-sehat saja. beliau masih aktif bekerja, tidak pernah mengeluh sakit, dan jarang bolak-balik ke dokter. Tapi suatu pagi, tiba-tiba beliau jatuh di kamar mandi dan dinyatakan mengalami serangan stroke. Serangan stroke seringkali datang tanpa tanda atau gejala. Barulah setelah beliau dirawat, dokter menyampaikan bahwa tekanan darahnya sudah lama tinggi, tapi tak terdeteksi karena tak bergejala. Penyakit ini sering disebut juga "silent killer" atau pembunuh diam-diam, banyak penderita tidak mengalami gejala yang jelas, pada penderita dengan penyakit ini di wajibkan untuk pengobatan secara rutin dan tepat waktu, untuk menjaga tekanan darah tetap terkendali dan mencegah komplikasi lebih lanjut2. Namun, tantangan utama dalam pengelolaan hipertensi adalah ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat antihipertensi, akibat dari pasien yang tidak patuh dalam minum obat adalah dapat menyebabkan komplikasi bagi mereka sendiri3.
Hipertensi dapat memburuk akibat berbagai macam faktor, termasuk usia, aktivitas fisik, genetik, dan gaya hidup tidak sehat, stress, status pekerjaan, pola makan, kadar kalium yang rendah4. Termasuk kepatuhan meminum obat juga menjadi faktor penting pada penderita hipertensi karena mempengaruhi keseimbangan tekanan darah. Ketidakpatuhan inilah yang menyebabkan hipertensi termasuk dalam salah satu penyebab kematian di Indonesia5.
Pernahkah anda mendengar bahwa ada pasien hipertensi yang mengalami keadaan dimana tekanan darahnya tetap tinggi dan tak kunjung turun walau sudah minum obat antihipertensi? Nah, ternyata salah satu penyebab kejadian tersebut adalah faktor kepatuhan minum obat. Ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan menjadi penyumbang utama dalam hipertensi yang tidak terkontrol. Hal ini banyak disebabkan perilaku acuh tak acuh atau putus asa, atau bisa juga karena pasien berfikir bahwa minum obat cukup hanya jika tekanan darah sedang naik saja yang pada akhirnya pasien minum obat semaunya7.
Pemahaman pasien mengenai hipertensi dan pengobatannya diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan dalam menjalani terapi. Upaya meningkatkan pengetahuan pasien hipertensi harus menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pengetahuan yang lebih mendalam tentang hipertensi berhubungan erat dengan kepatuhan terhadap pengobatan, karena semakin tinggi pemahaman pasien, semakin besar pula keinginan mereka untuk melakukannya6.
Selain pengetahuan tentang hipertensi, lupa dalam mengonsumsi obat biasanya terjadi. Lupa termasuk dalam pertanyaan kepatuhan pengobatan, dan merupakan ketidakpatuhan yang tidak disengaja. Hasil analisa data juga menunjukkan kebanyakan responden pernah lupa mengonsumsi obat antihipertensinya. Hal ini menjelaskan banyak penderita hipertensi tetap tidak patuh dalam pengobatan, meskipun mereka mengetahui resiko dari hipertensi tersebut karena kurangnya kepedulian pasien. Kemungkinan penderita hipertensi tidak patuh karena penderita hipertensi merasa lebih nyaman tanpa bergantung pada banyaknya obat yang harus mereka konsumsi, karena seringkali obat tersebut malah membuat mereka merasa sakit8. Sehingga masalah utama ketidakpatuhan pasien hipertensi adalah sering melupakan obatnya, pasien lupa minum obat biasanya menjawab "terkadang" dan dapat disebabkan oleh situasi yang tidak memungkinkan seperti pekerjaan, pasien sendiri yang sengaja tidak minum obat, atau malas, padahal penyakit ini berkepanjangan. Hal inilah yang menjadi pemicu utama terjadinya peningkatan darah, memperburuk kondisi, dan menambah beban perawatan dalam jangka waktu lama hingga beresiko kerusakan jantung, ginjal, dan otak hingga menyebabkan kematian pada pasien9.
Pengobatan hipertensi tetap dilanjutkan hingga tekanan darahnya dapat terkontrol, walaupun keluhan sudah hilang, pasien harus rutin mengkonsumsi obat antihipertensi. Artinya pasien hipertensi harus meningkatkan pemahaman mengenai hipertensi dan memahami dampak dari ketidakpatuhan meminum obat antihipertensi dapat menyebabkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan10.
Nah, jadi minum obat antihipertensi ini jangan asal-asalan, serta haruslah diminum secara rutin sesuai jadwal dan tepat waktu serta disesuaikan dengan jenis obat, kondisi medis, dan anjuran dokter. Konsultasi rutin dan komunikasi terbuka dengan tenaga medis adalah kunci keberhasilan terapi. Dengan pengelolaan yang tepat, kita bisa mengendalikan hipertensi dan menjalani hidup yang lebih sehat, lebih panjang, dan lebih berkualitas11.
Artikel direview oleh apt. Safira Aulia, S.Farm
Referensi :
- Kario, K., Hoshide, S., & Mogi, M. (2024). Hypertension treatment up-date on World Hypertension Day 2024: Current status and future prospects in Asia. Hypertension Research, 47(7), 1763–1765. https://doi.org/10.1038/s41440-024-01744-1
- Muliana, H., Azzahra, N., & Adil, F. D. (2024). Pola Pengobatan dan Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Antihipertensi pada Pasien Lanjut Usia. Jurnal Lantera Ilmiah Kesehatan, 2(1), 1-8.
- Laila, A. Z., Asmarani, D., Sumardi, E. P. N., Ridwan, H., Nur'aeni, I., Boys, M. D. V., & Lestari, R. P. (2025). Tinjauan literatur: Ketidakpatuhan minum obat pada pasien hipertensi sebuah analisis dan rekomendasi: Literature review: Medication noncompliance in hypertensive patients an analysis and recommendations. Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), 11(1), 71-79.
- Taslima, T., & Husna, A. (2017). Hubungan Riwayat Keluarga dan Gaya Hidup dengan Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 3(1), 121.https://doi.org/10.33143/jhtm.v3i1.264.
- Wirakhmi, I. N., & Purnawan, I. (2021). ‘Hubungan kepatuhan minum obat dengan tekanan darah pada penderita hipertensi’. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 12(2), 327-336.
- Tumundo, D. G., Wiyono, W. I., & Jayanti, M. (2021). Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Kema Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal https://doi.org/10.720051/jik.v4i3.9067
- Clara, A. C. D. P., & Nekada, C. D. Y. (2025). Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi Pada Lansia di Kampung Penumping, Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis Yogyakarta. I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih, 6(1), 1-18.
- Fernandes, J., Triharini, M., & Has, E. M. M. (2023). ‘Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi tentang Kepatuhan Berobat’. Journal of Telenursing (JOTING), 5(1), 162-172.
- Sevilla-Cazes, J., Ahmad, F. S., Bowles, K. H., Jaskowiak, A., Gallagher, T., Goldberg, L. R., & Kimmel, S. E. (2018). Tantangan penanganan gagal jantung di rumah dan alasan untuk kembali dirawat: studi kualitatif untuk memahami perspektif pasien. Jurnal Kedokteran Umum, 33, 1700-1707.
- Mathavan,J., & Pinatih, G. N. I. (2017). Gambaran tingkat pengetahuan terhadap hipertensi dan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kintamani I. Intisari Sains Medis, 8(3), 176-180.
- Warung Sains Teknologi. Waktu Terbaik Minum Obat Antihipertensi: Kunci Mengendalikan Tekanan Darah Lebih Optimal. Dapat diakses online di : https://warstek.com/obat-antihipertensif
ARTIKEL POPULER
-
Manfaat Minyak Jarak (Castor Oil) untuk Kulit, Rambut, dan Lainnya
20 Feb 2024 16:28
-
Cara Menurunkan Berat Badan Berbasis Ilmiah
21 Mar 2023 18:25
-
Mengenal Cara Pakai Inhaler, Diskus, dan Turbuhaler Serta Perbedaannya
29 Okt 2024 07:53
-
Apa itu Peptida? Apa Saja Manfaat Peptida untuk Tubuh?
20 Feb 2024 16:28
Komentar
Belum ada komentar