Kesehatan

Peran Vitamin B12 dalam Mengurangi Masalah Kesehatan

Ditulis oleh Apt. Tiara Annisa Sekarjati
27 Jul 2024 17:20
Thumbnail Peran Vitamin B12 dalam Mengurangi Masalah Kesehatan
Sumber: Sumber ilustrasi: https://www.freepik.com/free-photo/healthy-food-ingredients-white-wooden-table_8761160.htm#query=milk%20meat&position=2&from_view=search&track=ais&uuid=926f973c-f73f-4f39-a358-8b9bf07fc918

Bagaimana kita mendapatkan vitamin B12?

Vitamin B12 adalah vitamin yang larut dalam air yang penting untuk sintesis DNA, eritropoiesis, pemeliharaan sistem saraf, dan metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat (Stabler, 2013). Vitamin B12 secara khusus disintesis oleh bakteri yang terkandung dalam sumber protein hewani, tetapi tidak ada dalam sayuran. Sumber vitamin B12 yang lazim meliputi daging, unggas, ikan, keju, telur, dan sereal. Karena vitamin B12 tidak dapat diserap secara alami pada kebanyakan lansia, maka Departemen Pertanian Amerika Serikat merekomendasikan pada orang yang berusia di atas 50 tahun untuk mendapatkan asupan vitamin B12 dari makanan yang difortifikasi atau suplemen (NIH Office of Dietary Supplements, 2020).

Orang dewasa direkomendasikan untuk mendapat asupan vitamin B12 setiap hari setara dengan 2,4 µg. Makanan harian rata-rata mengandung 3 sampai 30 µg dengan 2 sampai 3 µg diserap oleh saluran pencernaan. Untuk memulai penyerapannya, vitamin B12 harus dilepaskan dari makanan, sebuah proses yang dilakukan oleh asam klorida lambung dan pepsin (dipisahkan dari pepsinogen oleh asam klorida) (Struijk, dkk., 2018). Daging merupakan salah satu sumber vitamin B12 karena vitamin B12 berasal dari sintesis bakteri di dalam rumen hewan ruminansia. Pada saluran pencernaan manusia, vitamin B12 dicerna dengan bantuan protein haptocorrin (HC), enzim protease, dan protein penting lainnya. Vitamin B12 kemudian menuju organ hati melalui portal vena. Di hati, vitamin B12 akan disimpan sekitar 2500 μg pada orang dewasa normal (Nawaz, dkk., 2020).

Bagaimana peran vitamin B12 dalam mengatasi masalah kesehatan?

1. Membantu Meningkatkan Energi

Vitamin B12 bermanfaat bagi metabolisme Anda karena diperlukan untuk mengubah karbohidrat menjadi glukosa yang dapat digunakan dalam tubuh. Glukosa dari makanan berkarbohidrat digunakan sebagai bentuk energi, sehingga inilah alasan mengapa orang yang kekurangan karbohidrat sering mengalami kelelahan. Penelitian menunjukkan bahwa vitamin B12 juga diperlukan untuk sinyal neurotransmitter yang membantu otot berkontraksi dan memberi energi (Tardy, dkk., 2020).

2. Membantu Mencegah Kepikunan dan Menurunkan Risiko Penyakit Neurodegeneratif

Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan berbagai gangguan neurologis dan kejiwaan. Karena perannya dalam kesehatan saraf dan sinyal neurotransmitter, penelitian menunjukkan bahwa vitamin B12 bermanfaat bagi fungsi kognitif dan digunakan untuk menurunkan risiko penyakit neurodegeneratif, termasuk penyakit Alzheimer dan demensia. Sebuah tinjauan sistematis yang diterbitkan di International Psychogeriatrics meneliti 43 penelitian yang menyelidiki hubungan vitamin B12 dan gangguan kognitif atau demensia dan 17 penelitian melaporkan kemanjuran terapi vitamin B12 untuk kondisi kognitif ini (Jatoi, dkk., 2020).

3. Meningkatkan Suasana Hati dan Membantu Sistem Saraf Berfungsi dengan Baik

Salah satu manfaat vitamin B12 yang paling banyak diteliti adalah kemampuannya membantu pengaturan sistem saraf yang sehat, termasuk mengurangi gangguan mood seperti depresi dan kecemasan (Sangle, dkk., 2020). Studi menyoroti bahwa vitamin B12, bersama dengan folat, diperlukan sebagai penentu utama metabolisme yang menghasilkan senyawa yang disebut SAM-e (S-adenosyl methionine). SAM-e sangat penting untuk fungsi neurologis, mengatasi stres dan pengaturan suasana hati. Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk konsentrasi dan proses kognitif, seperti belajar, sehingga kekurangan vitamin B12 dapat mengakibatkan kesulitan fokus dan peningkatan risiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) (Coppen dan Bolander-Gouaille, 2005).

4. Berperan dalam Menjaga Kesehatan Jantung

Vitamin B12 bermanfaat bagi kesehatan jantung, hal ini penting mengingat fakta bahwa penyakit jantung saat ini merupakan penyebab kematian nomor 1 di dunia. Vitamin B12 membantu mengurangi peningkatan kadar homosistein, yang dianggap sebagai faktor risiko utama penyakit jantung. Homosistein adalah asam amino, kadarnya dalam darah dipengaruhi oleh kadar vitamin B kompleks dalam darah, termasuk B12 (Ganguly dan Alam, 2015). Vitamin B12 membantu melindungi terhadap penyakit jantung seperti serangan jantung atau stroke dengan menurunkan kadar homosistein yang tinggi dalam darah. Penelitian juga menunjukkan bahwa vitamin B12 dapat membantu mengendalikan kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi (Adaikalakoteswari, dkk., 2015).

5. Dibutuhkan untuk Kesehatan Kulit dan Rambut

Vitamin B12 penting untuk kesehatan kulit, rambut, dan kuku karena berperan utama dalam reproduksi sel. Penelitian menunjukkan bahwa vitamin B12 meningkatkan kesehatan kulit dengan mengurangi kemerahan, kekeringan, peradangan dan noda jerawat dan dapat diterapkan pada kulit untuk psoriasis dan eksim (Brescoll dan Daveluy, 2015).

6. Berperan Bagi Pencernaan

Karena perannya dalam membantu produksi enzim pencernaan, vitamin B12 dibutuhkan untuk mendukung kesehatan metabolisme dan pemecahan makanan di dalam lambung. Vitamin B12 terbukti dapat menumbuhkan bakteri sehat di lingkungan usus. Pemberantasan bakteri patogen dalam sistem pencernaan sangat penting dalam mencegah gangguan pencernaan seperti penyakit radang usus dan kandidiasis (Degnan, dkk., 2014).

Artikel direview oleh Apt. Raspati Dewi Mulyaningsih, S.Farm

Referensi

  • Adaikalakoteswari, A., Finer, S., Voyias, P. D., McCarthy, C. M., Vatish, M., Moore, J., & Tripathi, G. (2015). Vitamin B12 insufficiency induces cholesterol biosynthesis by limiting s-adenosylmethionine and modulating the methylation of SREBF1 and LDLR genes. Clinical epigenetics, 7(1), 1-14.
  • Brescoll, J., & Daveluy, S. (2015). A review of vitamin B12 in dermatology. American journal of clinical dermatology, 16, 27-33.
  • Coppen, A., & Bolander-Gouaille, C. (2005). Treatment of depression: time to consider folic acid and vitamin B12. Journal of psychopharmacology, 19(1), 59-65.
  • Degnan, P. H., Taga, M. E., & Goodman, A. L. (2014). Vitamin B12 as a modulator of gut microbial ecology. Cell metabolism, 20(5), 769-778.
  • Ganguly, P., & Alam, S. F. (2015). Role of homocysteine in the development of cardiovascular disease. Nutrition journal, 14(1), 1-10.
  • Jatoi, S., Hafeez, A., Riaz, S. U., Ali, A., Ghauri, M. I., & Zehra, M. (2020). Low vitamin B12 levels: an underestimated cause of minimal cognitive impairment and dementia. Cureus, 12(2).
  • Nawaz, A., Khattak, N. N., Khan, M. S., Nangyal, H., Sabri, S., & Shakir, M. (2020). Deficiency of vitamin B12 and its relation with neurological disorders: a critical review. The Journal of Basic and Applied Zoology.
  • NIH Office of Dietary Supplements. (2020). Vitamin B12 - Health Professional Fact Sheet.
  • Sangle, P., Sandhu, O., Aftab, Z., Anthony, A. T., & Khan, S. (2020). Vitamin B12 supplementation: preventing onset and improving prognosis of depression. Cureus, 12(10).
  • Stabler, S. P. (2013). Vitamin B12 deficiency. New England Journal of Medicine.
  • Struijk, E. A., Lana, A., Guallar-Castillón, P., Rodríguez-Artalejo, F., & Lopez-Garcia, E. (2018). Intake of B vitamins and impairment in physical function in older adults. Clinical Nutrition.
  • Tardy, A. L., Pouteau, E., Marquez, D., Yilmaz, C., & Scholey, A. (2020). Vitamins and minerals for energy, fatigue and cognition: a narrative review of the biochemical and clinical evidence. Nutrients, 12(1), 228.


Komentar

Belum ada komentar