Lupa Pakai Pengaman? Kenali Pil Kontrasepsi Darurat Sebelum Terlambat

Tahukah kamu bahwa terdapat kurang lebih 80 juta wanita di dunia yang mengalami kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya? Hal tersebut dapat berdampak pada kesehatan ibu dan janin serta berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan kesehatan suatu negara1. Di balik kondisi tersebut, kontrasepsi hadir sebagai solusi yang penting untuk membantu merencanakan keluarga dengan lebih baik. Kontrasepsi adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan2. Secara umum kontrasepsi dibagi menjadi dua macam, yaitu hormonal dan non-hormonal. Kontrasepsi hormonal terdiri atas pil dan suntik KB, implan, serta spiral yang mengandung hormon (LNG-IUS). Sedangkan, kontrasepsi non-hormonal terdiri atas metode barier (kondom), metode alami (laktasi dan kalender), serta spiral yang tidak mengandung hormon (IUD)3. Salah satu kontrasepsi hormonal yang biasa digunakan untuk mencegah kehamilan segera setelah berhubungan seksual tanpa menggunakan pengaman adalah pil kontrasepsi darurat4.
Mengapa Kontrasepsi Darurat Diperlukan?
Kontrasepsi darurat atau morning after pill digunakan untuk mencegah terjadinya pembuahan jika metode kontrasepsi utama yang digunakan gagal, sedang tidak menggunakan kontrasepsi, atau karena hubungan seksual yang dipaksa, seperti pemerkosaan. Pada awalnya, pil kontrasepsi darurat tidak diperjualbelikan secara bebas dan memerlukan resep dokter. Akan tetapi di beberapa negara termasuk Indonesia, saat ini pil kontrasepsi darurat yang mengandung levonorgestrel sudah diperjualbelikan tanpa memerlukan resep dokter sehingga dapat diperoleh secara langsung dari apotek. Perubahan regulasi terkait pembelian pil kontrasepsi darurat bertujuan untuk menyederhanakan kebijakan sehingga pil kontrasepsi darurat dapat diakses lebih cepat dan mudah oleh masyarakat. Harapannya, hal tersebut dapat mengurangi jumlah kehamilan yang tidak diinginkan5.
👉 Bingung memilih kontrasepsi yang tepat? Ingin tahu lebih jauh soal efek samping pil darurat atau waktu minum terbaik? Gunakan aplikasi Tanya Obat! Kamu bisa berkonsultasi langsung dengan apoteker terpercaya dan mendapatkan jawaban akurat tentang obat dan kesehatan reproduksi kamu—langsung dari aplikasi atau website www.tanyaobat.com
Waktu Minum Pil Kontrasepsi Darurat yang Tepat
Terdapat dua pil kontrasepsi darurat dengan kandungan yang berbeda, yaitu pil yang mengandung levonorgestrel (LNG) dan pil yang mengandung ulipristal asetat (UA). Levonorgestrel merupakan pil kontrasepsi darurat pilihan pertama yang paling sering direkomendasikan dan penggunaannya untuk mencegah kehamilan sudah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika6. Levonorgestrel dengan dosis 1.5 mg harus dikonsumsi dalam waktu kurang dari 3 hari (72 jam) setelah melakukan hubungan seksual7. Hal tersebut terbukti dapat mengurangi risiko kehamilan sampai dengan 87% bahkan memiliki efikasi yang lebih tinggi jika diminum dalam waktu kurang dari 24 jam setelah berhubungan seksual6. Selain itu, ulipristal asetat juga merupakan pil kontrasepsi darurat yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Ulipristal asetat dengan dosis 30 mg harus dikonsumsi dalam waktu kurang dari 5 hari (120 jam) setelah berhubungan seksual, bahkan optimalnya diberikan kurang dari 3 hari. Pil kontrasepsi darurat harus dikonsumsi sesegera mungkin setelah melakukan hubungan seksual karena seiring berjalannya waktu, efektivitas pil akan semakin berkurang8.
Apakah Kontrasepsi Darurat bisa Mencegah Kehamilan Setelah Pembuahan?
Mekanisme kerja pil kontrasepsi darurat, baik levonorgestrel maupun ulipristal asetat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi mekanisme kerjanya adalah terkait hari siklus saat pemberian pil kontrasepsi darurat. Levonorgestrel memiliki aktivitas yang mirip dengan progesteron. Jika diminum sebelum masa subur, levonorgestrel dapat menunda pematangan sel telur sehingga sel telur belum siap untuk dibuahi. Selain itu, ia juga mempengaruhi komposisi lendir serviks yang dapat mengganggu pergerakan sperma dan menghambat ovulasi jika diberikan sebelum siklus ovulasi. Sedangkan, ulipristal asetat bekerja dengan cara mengganggu kerja progesteron yang secara langsung mempengaruhi endometrium yang mengarah pada penghambatan atau penundaan ovulasi. Ulipristal asetat juga dapat menghambat pecahnya folikel (kantung yang berisi sel telur) dan mempengaruhi fungsi tuba falopi yang bisa membuat perjalanan sel telur terganggu8.
Levonorgestrel dan ulipristal asetat dapat digunakan setelah siklus ovulasi, tetapi dengan penurunan efikasi dalam mencegah kehamilan. Oleh karena itu, pil kontrasepsi darurat hanya efektif apabila digunakan sebelum pembuahan terjadi sehingga tidak tepat jika tujuan penggunaannya adalah untuk aborsi atau menggugurkan janin. Selain memperhatikan jeda waktu setelah berhubungan, penting juga untuk mengetahui fase siklus menstruasi yang sedang terjadi, ya! Karena hal tersebut dapat berpengaruh terhadap efektivitas pil kontrasepsi darurat yang digunakan9.
Artikel direview oleh apt. Safira Aulia, S.Farm.
Referensi
- Prastiwi, R. S. 2017. Determinan Kejadian Kehamilan Tidak Direncanakan (KTD) di Kabupaten Tegal. Journal Politeknik Harapan Bersama. Vol. 2(1): 194-196.
- Bansode, O. M., Sarao, M. S., dan Cooper, D. B. 2023. Contraception. Available online at https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536949/. [Accessed April 20, 2025].
- Genazzani, A. R., Fidecicchi, T., Arduini, D., Giannini, A., dan Simoncini, T. 2023. Hormonal and Natural Contraceptives: a Review on Efficacy and Risks of Different Methods for an Informed Choice. Gynecological Endocrinology. Vol. 39(1): 2247093. https://doi.org/10.1016/j.jhealeco.2023.102775.
- Suparman, E. 2021. Kontrasepsi Darurat dan Permasalahannya. Medical Scope Journal (MSJ). Vol. 3(1): 94-104. https://doi.org/10.35790/msj.3.1.2021.34908.
- Pfeifer, G. dan Stockburger, M. 2023. The Morning After: Prescription-Free Access to Emergency Contraceptive Pills. Journal of Health Economics. Vol. 91(9): 102775. https://doi.org/10.1016/j.jhealeco.2023.102775.
- Vrettakos, C. dan Bajaj, T. 2023. Levonorgestrel. Available online at https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539737/. [Accessed April 30, 2025].
- NHS. 2024. How to Take the Emergency Contraceptive Pill (Morning After Pill). Available online at https://www.nhs.uk/contraception/methods-of-contraception/emergency-contraceptive-pill-morning-after-pill/how-to-take-it/#:~:text=You%20take%201%20emergency%20contraceptive,days%20(120%20hours)%20after%20sex. [Accessed May 8, 2025].
- Mierzejewska, A., Waledziak, M., Merks, P., dan Rozanska-Waledziak, A. 2024. Emergency Contraception - A Narrative Review of Literature. European Journal of Obstetrics and Gynecology Reproductive Biology. Vol. 299: 188-192. https://doi.org/10.1016/j.ejogrb.2024.06.015.
- Michie, L. dan Cameron, S. T. 2020. Emergency Contraception and Impact on Abortion Rates. Best Practice and Research Clinical Obstetrics and Gynaecology. Vol. 63: 111-119. https://doi.org/10.1016/j.bpobgyn.2019.06.008.
ARTIKEL POPULER
-
Manfaat Minyak Jarak (Castor Oil) untuk Kulit, Rambut, dan Lainnya
20 Feb 2024 16:28
-
Cara Menurunkan Berat Badan Berbasis Ilmiah
21 Mar 2023 18:25
-
Apa itu Peptida? Apa Saja Manfaat Peptida untuk Tubuh?
20 Feb 2024 16:28
-
Mengenal Antibodi Monoklonal sebagai Targeted Therapy
5 Sep 2023 11:55
Komentar
Belum ada komentar